Kebangkitan Industri Modern

Sejarah kebangkitan industri modern dimulai pada tahun 1820-30 atau yang sering disebut dengan Revolusi Industri. Kebangkitan ini mengakibatkan berkembangnya penemuan-penemuan baru di bidang teknologi, seperti pembangunan konstruksi jalan raya, subway, proses produksi, sampai penggunaan komputer dan robot-robot di bidang manufaktur. Dampak lebih lanjut dari perkembangan teknologi ini adalah perkembangan organisasi dan kegiatan bisnis di tahun 1990-an. Dengan demikian konsep persaingan merupakan kegiatan pembuatan produk sebanyak-banyaknya atau lebih dikenal dengan periode produksi masal, strategi kegiatan produksi lebih ditujukan ke arah internal perusahaan yang bertujuan untuk memperolah efisiensi produksi. Baik preferensi manajerial, perilaku maupun persepsi, semuanya berorientasi ke mental produksi. Dari aspek politik, strategi bisnis seperti ini memerlukan proteksi secara ketat terhadap serangan dari luar. Bahkan pemerintah di suatu negara dapat saja menerapkan kebijakan-kebijakan untuk melindungi industrinya.

Pada abad XXI nanti, di mana masing-masing negara di planet bumi ini sudah tidak memiliki batas dan ruang dan waktu, kecenderungan orientasi bisnis akan berubah. Jika sebelumya produsen dapat memaksakan kehendaknya kepada konsumen, maka yang terjadi selanjutnya adalah kebalikannya; konsumenlah yang justru memaksakan kehendaknya kepada produsen. Investasi mengalir ke tempat yang paling menguntungkan. Produsen dipaksa untuk membuat produk yang sesuai dengan nilai dan keinginan konsumen. Dengan demikian, reorientasi konsep perencanaan strategi sangat diperlukan.

Analisis perencanaan strategis merupakan salah satu bidang studi yang banyak dipelajari secara serius di bidang akademis. Hal ini disebabkan karena setiap saat terjadi perubahan, seperti persaingan yang semakin ketat, peningkatan inflasi, penurunan tingkat pertumbuhan ekonomi, perubahan teknologi yang semakin canggih, dan perubahan kondisi demografis, yang mengakibatkan berubahnya selera konsumen secara cepat.

Untuk memenuhi semua tantangan tersebut, perusahaan membutuhkan analisis perencanaan strategis. Tujuannya adalah untuk memperoleh keunggulan bersaing, dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
  1. Bagaimana kekuatan inti pasar dan produk suatu perusahaan?
  2. Bisnis atau produk baru apa yang harus dimasuki oleh perusahaan?
  3. Apakah suatu perusahaan harus tetap mempertahankan lini produknya atau tidak?
  4. Bisnis atau produk apa yang harus ditarik atau ditinjau kembali positioning-nya?
  5. Bagaimana caranya mencapai posisi pemimpin?
  6. Bagaimana semua sumber daya dapat dialokasikan untuk menciptakan keunggulan bersaing?
Jawaban semua pertanyaan di atas memerlukan pengamatan berbagai konsep atau literatur, teknik analisis, temuan-temuan empiris serta paradigma yang dapat dipakai sebagai landasan untuk menyusun perencanaan strategis.

Referensi : Freddy Rangkuti. 2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jelang Kunjungan Kementerian Kelautan dan Perikanan di Brebes

15 Obyek Wisata Brebes Kekinian yang Layak Didatangi